Sekarang kita lanjut untuk kasus yang sedikit berbeda dari sebelumnya, mungkin topologi ini yang sering ditemukan pada jaringan kelas RT RW Net atau Hotspot.
Mungkin topologi Gambar diatas sudah umum diterapkan pada jaringan RT RW NET dan HOTSPOT.
Dan biasanya setingan mikrotik yang diterapkan pada tiap Router di R1, R2 dan R3 menambahkan NAT-MASQUERADE di out-interface ether1 pada R1,R2 dan R3.
Apakah itu salah?….
Tentu saja tidak, jika hanya tujuannya semua PC agar bisa terkoneksi ke internet.
Akan tetapi semua PC yang ada di R2 dan R3 tidak bisa saling berhubungan, atau PC yang di R2 tidak bisa memanggil perangkat Accest Point, server dan lain lain yang ada di R3, begitu juga sebaliknya. Kenapa bisa begitu..?
Saya anggap kalian sudah mengatur default gateway baik di R1, R2 dan R3, yang dimaksud default gateway ialah, semua tujuan IP Address (0.0.0.0/0) di teruskan ke tujuan yang mengarah ke router yang menjadi gateway internet.
Agar semua PC baik di R2 dan R3 bisa saling memanggil, maka kalian harus menambahkan Static Router di MikroTik R1, kenapa tidak di R2 dan R3 seperti kasus pertama?….
Dikarenakan di R2 dan R3 kita sudah menambah default gateway, sementara IP Address PC di R2 untuk tujuan ke IP Adress PC di R3 sama gateway nya di R1 dan juga sebaliknya, maka kita cukup menambahkan static routing mikrotik di R1.
Silahkan tambahkan Static routing di R1 untuk semua tujuan IP Adress PC melalui gateway tujuan berdasarkan interface yang keluar.
Sekarang silahkan anda tambahkan sendiri, berdasarkan topologi diatas dan dengan cara seperti kasus pertama, saya harap sekarang anda sudah bisa.
Setelah anda menambahkan static routing mikrotik di R1, sekarang list table routing di R1 seperti pada gambar diatas.
Sehingga, jika PC di R2 ingin membuka web server atau ingin ping ke PC di R3 sekarang sudah bisa saling menjawab.
Proses sebenarnya yang terjadi ialah kalau di ibarat kan seperti ini:
Jika anda trace maka hasilnya seperti berikut:
Lalu bagaimana dan apa yang terjadi jika kita tidak menambahkan static routing di R1, tentu nanti R1 akan meneruskan ke default gateway (router ISP), jika ISP tidak menemukan IP yang anda minta, maka ISP merespond dengan timeout….
Sekarang anda sudah terbayangkan belum? kenapa kita bisa buka Facebook, proses nya sebenarnya sama saja, namun lebih rumit dan panjang…
Kembali ke masalah tadi soal NAT-MASQUERADE.
Dengan topologi diatas dan kita sudah menambahkan Static routing mikrotik di R1, maka tidak lagi membutuhkan NAT pada R2 dan R3…..
Loh kenapa? nanti gak bisa internetan dong?…
Tentu saja bisa internetan dan bisa meremote semua alat dari R2 dan R3 di semua router. kita lihat gambar di bawah ini:
Jika anda lihat atau torch di mikrotik R1 connection/traffik dari PC R3, source address (asal) yang terbaca oleh R1 itu bukan IP PC nya, melainkan IP R3 nya, karena R3 sudah merubah IP address asal dengan NAT.
Sekarang kalian coba hapus atau disable NAT-MASQUERADE di R2 dan R3, kemudian torch lagi di R1
Perhatikan gambar diatas yang dilingkari warna merah, dan bandingkan dari gambar sebelumnya…
Sekarang yang terlihat IP address asal di R1 asli IP si PC yang request di R3 bukan lagi IP dari R3 nya.
Dengan begitu, jika di R1 terdapat WAN ISP lebih dari 2, lebih memudahkan lagi dalam melakukan konfigurasi LoadBalance Mikrotik, dan hasilnya pun saya jamin lebih joss lagi.
Jadi sekarang anda sudah paham kan manfaat penggunaan static routing itu apa saja ?
Kesimpulan
Static routing mikrotik sangat diperlukan jika jaringan kita sudah lebih kompleks dan terdapat router mikrotik lebih dari 1.
Static routing sendiri dibuat untuk menentukan alamat tujuan melalui gateway mana yang harus dilalui.
Static routing di buat secara manual, tidak berubah atau update secara otomatis.
Dengan model topologi seperti apapun jika anda paham mengenai gateway pasti ada bisa melakukan konfigurasi static routing dengan mudah.